Dashboard | +Follow
Hallo, blog ini dibuat untuk praktikum dasar penyuluhan dan komunikasi pertanian tentang cyber extention. Blog ini berisi artikel yang di buat dari kelompok kami.
Cyber Extention merupakan suatu mekanisme pertukaran informasi pertanian melalui area cyber, suatu ruang imajiner-maya di balik interkoneksi jaringan komputer melalui peralatan komunikasi.

- Renny Rosa Indriyanti (13167)

- Megha Trianggun Reiwury(13158)

- Dian Ayu Purnamasari (13130)

- Arif S (13xxx)
"Agriculture is our wisest pursuit, because it will in the end contribute most to real wealth & happiness"
"Dokumentasi Penyerahan Leaflet ke Petani"

0 Comment(s)





"Leaflet Sederhana Untuk Kelompok Tani Ngudi Rejeki"

0 Comment(s)

                     
""

0 Comment(s)

Budidaya Sayuran dan  secara Hidroponik

    Belakangan ini banyak sakali permasalahan kesehatan terutama gizi buruk dan lain sebagainya, padahal pemerintah dalam hal ini telah berupaya meningkatkan gizi masyarkat baik itu lewat puskemas, puskesdes dsb. Namun dalam proses pelakasanaannya masih belum optimal, Ekonomi menjadi alasan masyarakat untuk tidak mengosumsi makanan sehat karena dirasa cukup mahal. Dari itu berkembang sebuah inovasi,  Dilontarkan pertama kali oleh W.A. Setchell dari University of California, Hidroponik , ya untuk orang awam memang sedikit aneh karena menggunakan istilah asing.
     Istilah hidroponik berasal dari istilah Yunani yaitu hidro yang berarti air dan ponos berarti kerja. 
Hidroponik adalah istilah yang digunakan untuk menjelaskan cara bercocok tanam tanpa tanah tetapi menggunakan air atau bahan porous lainnya dengan pemberian unsur hara terkendali yang berisi unsur-unsur esensial yang dibutuhkan tanaman. sehubungan dengan keberhasilan W.F. Gericke dari university yang sama, dalam pengembangan teknik bercocok tanam dengan air sebagai medium tanam.
Berdasarkan media tumbuh yang digunakan, hidroponik dapat dibagi menjadi tiga macam, yaitu :
   Kultur Air
Teknik ini telah lama dikenal, yaitu sejak pertengahan abad ke-15 oleh bangsa Aztec. Dalam metode ini tanaman ditumbuhkan pada media tertentu yang di bagian dasar terdapat larutan yang mengandung hara makro dan mikro, sehingga ujung akar tanaman akan menyentuh larutan yang mengandung nutrisi tersebut.

   Kultur Agregat
Media tanam berupa kerikil, pasir, arang sekam padi (kuntan), dan lain-lain yang harus disterilkan terlebih dahulu sebelum digunakan. Pemberian hara dengan cara mengairi media tanam atau dengan cara menyiapkan larutan hara dalam tangki atau drum, lalu dialirkan ke tanaman melalui selang plastik.

Nutrient Film Technique
Pada cara ini tanaman dipelihara dalam selokan panjang yang sempit, terbuat dari lempengan logam tipis tahan karat. Di dalam saluran tersebut dialiri air yang mengandung larutan hara. Maka di sekitar akar akan terbentuk film (lapisan tipis) sebagai makanan tanaman tersebut.

Faktor-faktor Penting dalam Budidaya Hidroponik
Unsur Hara
Pemberian larutan hara yang teratur sangatlah penting pada hidroponik, karena media hanya berfungsi sebagai penopang tanaman dan sarana meneruskan larutan atau air yang berlebihan.
Hara tersedia bagi tanaman pada pH 5.5 – 7.5 tetapi yang terbaik adalah 6.5, karena pada kondisi ini unsur hara dalam keadaan tersedia bagi tanaman. Unsur hara makro dibutuhkan dalam jumlah besar dan konsentrasinya dalam larutan relatif tinggi. Termasuk unsur hara makro adalah N, P, K, Ca, Mg, dan S. Unsur hara mikro hanya diperlukan dalam konsentrasi yang rendah, yang meliputi unsur Fe, Mn, Zn, Cu, B, Mo, dan Cl. Kebutuhan tanaman akan unsur hara berbeda-beda menurut tingkat pertumbuhannya dan jenis tanaman (Jones, 1991).
Larutan hara dibuat dengan cara melarutkan garam-garam pupuk dalam air. Berbagai garam jenis pupuk dapat digunakan untuk larutan hara, pemilihannya biasanya atas harga dan kelarutan garam pupuk tersebut.
Media Tanam Hidroponik
Jenis media tanam yang digunakan sangat berpengaruh terhadap pertumbuhan dan perkembangan tanaman. Media yang baik membuat unsur hara tetap tersedia, kelembaban terjamin dan drainase baik. Media yang digunakan harus dapat menyediakan air, zat hara dan oksigen serta tidak mengandung zat yang beracun bagi tanaman.
Bahan-bahan yang biasa digunakan sebagai media tanam dalam hidroponik antara lain pasir, kerikil, pecahan batu bata, arang sekam, spons, dan sebagainya. Bahan yang digunakan sebagai media tumbuh akan mempengaruhi sifat lingkungan media. Tingkat suhu, aerasi dan kelembaban media akan berlainan antara media yang satu dengan media yang lain, sesuai dengan bahan yang digunakan sebagai media.
Arang sekam (kuntan) adalah sekam bakar yang berwarna hitam yang dihasilkan dari pembakaran yang tidak sempurna, dan telah banyak digunakan sabagai media tanam secara komersial pada sistem hidroponik.
Komposisi arang sekam paling banyak ditempati oleh SiO2 yaitu 52% dan C sebanyak 31%. Komponen lainnya adalah Fe2O3, K2O, MgO, CaO, MnO, dan Cu dalam jumlah relatif kecil serta bahan organik. Karakteristik lain adalah sangat ringan, kasar sehingga sirkulasi udara tinggi karena banyak pori, kapasitas menahan air yang tinggi, warnanya yang hitam dapat mengabsorbsi sinar matahari secara efektif, pH tinggi (8.5 – 9.0), serta dapat menghilangkan pengaruh penyakit khususnya bakteri dan gulma.

Oksigen
Keberadaan Oksigen dalam sistem hidroponik sangat penting. Rendahnya oksigen menyebabkan permeabilitas membran sel menurun, sehingga dinding sel makin sukar untuk ditembus, Akibatnya tanaman akan kekurangan air. Hal ini dapat menjelaskan mengapa tanaman akan layu pada kondisi tanah yang tergenang.
Tingkat oksigen di dalam pori-pori media mempengaruhi perkembangan rambut akar. Pemberian oksigen ini dapat dilakukan dengan berbagai cara, seperti: memberikan gelembung-gelembung udara pada larutan (kultur air), penggantian larutan hara yang berulang-ulang, mencuci atau mengabuti akar yang terekspose dalam larutan hara dan memberikan lubang ventilasi pada tempat penanaman untuk kultur agregat.

Air
Kualitas air yang sesuai dengan pertumbuhan tanaman secara hidroponik mempunyai tingkat salinitas yang tidak melebihi 2500 ppm, atau mempunyai nilai EC tidak lebih dari 6,0 mmhos/cm serta tidak mengandung logam-logam berat dalam jumlah besar karena dapat meracuni tanaman.
Keuntungan dan Kendala Hidroponik
Beberapa kelebihan bertanam secara hidroponik adalah produksi tanaman persatuan luas lebih banyak, tanaman tumbuh lebih cepat, pemakaian pupuk lebih hemat, pemakaian air lebih efisien, tenaga kerja yng diperlukan lebih sedikit, lingkungan kerja lebih bersih, kontrol air, hara dan pH lebih teliti, masalah hama dan penyakit tanaman dapat dikurangi serta dapat menanam tanaman di lokasi yang tidak mungkin/sulit ditanami seperti di lingkungan tanah yang miskin hara dan berbatu atau di garasi (dalam ruangan lain) dengan tambahan lampu. Sedangkan kelemahannya adalah ketersediaan dan pemeliharaan perangkat hidroponik agak sulit, memerlukan keterampilan khusus untuk menimbang dan meramu bahan kimia serta investasi awal yang mahal.
Teknik Budidaya
A. Media
Media hidroponik yang baik memiliki pH yang netral atau antara 5.5 -6.5. Selain itu media harus porous dan dapat mempertahankan kelembaban. Media yang digunakan dapat dibedakan menjadi dua berdasarkan tahap pertumbuhan tanaman :
Media untuk persemaian atau pembibitan
Untuk persemaian dapat digunkan media berupa pasir halus, arang sekam atau rockwool. Pasir halus sering digunakan karena mudah diperoleh dan harganya murah, namun kurang dapat menahan air dan tidak terdapat nutrisi di dalamnya. Media yang biasa digunakan adalah campuran arang sekam dan serbuk gergaji atau serbuk sabut kelapa.

Media untuk tanaman dewasa
Media untuk tanaman dewasa hampir sama dengan media semai, yaitu pasir agak kasar, arang sekam, rockwool dan lain-lain. Media yang ideal adalah arang sekam. Keuntungannya adalah kebersihan dan sterilitas media lebih terjamin bebas dari kotoran maupun organisme yang dapat mengganggu seperti cacing, kutu dan sebagainya yang dapt hidup dalam pasir. Media arang sekam bersifat lebih ringan namun lebih mudah hancur, penggunaannya hanya dapat untuk dua kali pemakaian. Arang sekam dapat dibeli di toko-toko pertanian atau membuat sendiri.

B. Benih
Pemilihan benih sangat penting karena produktivitas tanaman teranganutng dari keunggulan benih yang dipilih. Periksa label kemasan benih, yaitu tanggal kadaluarsa, persentase tumbuh dan kemurnian benih. Pemilihan komoditas yang akan ditanam diperhitungkan masak-masak mengenai harga dan pemasarannya. Contoh sayuran eksklusif yang mempunyai nilai jual di atas rat-rata adalah tomat Recento, ketimun Jepang, Melon, parika, selada, kailan, melon dan lain-lain.
C. Peralatan Budidaya Hidroponik
Peralatan yang diperlukan adalah :
Wadah semai, bisa menggunakan pot plastik, polybag kecil, bak plastik, nampan semai, atau kotak kayu.
Wadah tanaman dewasa, umumnya digunakan polybag berukuran 30-40 cm dengan lobang secukupnya untuk mengalirkan kelebihan air saat penyiraman.
Kertas tissu/koran basah untuk menjaga kelembaban
Ayakan pasir untuk mengayak media semai
Handsprayer untuk penyiraman
Centong pengaduk media
Pinset untuk mengambil bibit dari wadah semai
Polybag ukuran 5 kg untuk penanaman transplant
Benang rami (seperti yang sering digunakan tukang bangunan) untuk mengikat tanaman
Ember penyiram
D. Pelaksanaan
Persiapan media semai
Sebelum melakukan persemaian, sempuran media semai diaduk dahulu secara merata.

Persemaian tanaman
Persemaian benih besar
Untuk benih yang berukuran besar seperti benih melon dan ketimun, sebaiknya dilakukan perendaman di dala air hangat kuku selama 2-3 jam dan langsung ditanamkan dalam wadah semai yang berisi media dan telah disiram dengan air. Benih diletakkan dengan pinset secara horisontal 4-5 mm dibawah permukaan media.
Transplanting bibit dari wadah semai ke wadah yang lebih besar dapat dilakukan ketika tinggi bibit sekitar 12-15 cm (28-30 hari setelah semai).
Persemaian benih kecil
Untuk benih berukuran kecil seperti tomat, cabai, terong dan sebagainya cara persemaiannya berbeda dengan benih besar. Pertama siapkan wadah semai dengan media setebal 5-7 cm. Di tempat terpisah tuangkan benih yang dicampurkan dengan pasir kering steril secukupnya dan diaduk merata. Benih yang telah tercampur dengan pasir ditebarkan di atas permukaan media semai secara merata, kemudian ditutup dengan media semai tipis-tipis (3-5 mm). Setelah itu permukaan wadah semai ditutup dengan kertas tisu yang telah dibasahi dengan handsprayer kemudian simpan di tempat gelap dan aman.Wadah semai sebaiknya dikenakan sinar matahari tip pagi selama 1-2 jam agar perkecambahan tumbuh dengan baik dan sehat. Setelah benih mulai berkecambah, kertas tisu dibuang.
Setelah bibit mencapai tinggi 2-3 cm dipindahkan ke dalam pot/polybag pembibitan.
Perlakuan semai
Bibit kecil yang telah berkecambah di dalam wadah semai perlu disirami dengan air biasa. Penyiraman jangan berlebih, karena dapat menyebabkan serangan penyakit busuk.

Pembibitan
Setalah bibit berumur 15-17 hari (bibit yang berasal dari benih kecil) perlu dipindahkan dari wadah semai ke pot/polybag pembibitan agar dapat tumbuh dengan baik. Caranya adalah dengan mencabut kecambah di wadah semai (umur 3-4 minggu setelah semai) secara hati-hati dengan tangan agar akar tidak rusak kemudian tanam pada lubang tanam yang telah dibuat pada pot/polybag pembibitan.

Transplanting/pindah tanam
Sebelum dilakukan pindah tanam, perlu dilakukan persiapan media tanam, yaitu dengan mengisikan media tanam ke polybag. Sebaiknya pengisian dilakukan di dekat lokasi penanaman di dalam green house agar sterilitas media tetap terjaga.
Setelah wadah tanam siap dan dibuatkan lubang tanam, maka transplanting siap dilakukan. Transplanting dilakukan dengan membalikkan pot pembibitan secara perlahan-lahan dan menahan permukaannya dengan jemari tangan (bibit dijepit diantara jari telunjuk dan jari tengah). Jika pada pembibitan digunakan polybag, maka cara transplanting bisa dilakukan dengan memotong/menggunting dasar polybag secara horisontal.
Penyiraman
Penyiraman dilakukan secara kontinu, dengan indikator apabila media tumbuh dipegang dengan tangan terasa kering. Meida tanam hidroponik bersifat kering sehingga penyiraman tanaman jangan sampai terlambat. Jenis dan cara penyiraman adalah sebagai berikut:

Penyiraman manual
Penyiraman dilakukan dengan handsprayer, gembor/emprat atau gayung. Cara penyiramannya adalah sebagai berikut :

Pada masa persemaian
Cara penyiraman untuk benih berukuran kecil cukup dengan handsprayer 4-5 kali sehari untuk menjaga kelembaban media. Untuk benih berukuran besar digunakan gembor/emprat berlubang halus atau tree sprayer.

Pada masa pembibitan
Penyiraman dilakukan dengan gembor dilakukan sebanyak 5-6 kali sehari dan ditambahkan larutan encer hara.

Pada masa pertumbuhan dan produksi
Penyiraman dilakukan dengan memeberikan 1.5-2.5 l larutan encer hara setiap harinya.

Penyiraman otomatis
Penyiraman dapat dilakukan dengan Sprinkle Irrigation System dan Drip Irrigation System, yaitu sistem penyiraman semprot dan tetes . Sumber tenaga berasal dari pompa.

Perawatan Tanaman. Perawatan tanaman yang perlu dilakukan antara lain adalah :
Pemangkasan
Pemangkasan dilakukan untuk membuang cabang yang tidak dikehendaki, tunas air, atau cabang yang terkena serangan penyakit. Pemangkasan dilakukan untuk meningkatkan pertumbuhan dan produksi tanaman. Misal pada tomat recento hanya dipelihara satu batang utama untuk produksi.

Pengikatan
Tanaman yang telah berada di wadah tanam selama 7 hari memerlukan penopang agar dapat berdiri tegak sehingga tanaman dapat tumbuh rapi dan teratur. Penopang tersebut diberikan dengan cara mengikat tanaman dengan tali (benang rami).

Penjarangan bunga (pada sayuran buah)
Penjarangan bunga perlu dilakukan agar pertumbuhan buah sama besar. Namun hasil penelitian penjarangan bunga pada ketimun Gherkin tidak menunjukkan hasil yang berbeda dengan perlakuan tanpa penjarangan bunga.

Pengendalian hama dan penyakit
Pengendalian dapat dilakukan baik secara manual maupun dengan pestisida.

Panen dan Pasca panen
Pemanenan
Dalam pemanenan perlu diperhatikan cara pengambilan buah/ hasil panen agar diperoleh mutu yang baik, misalnya dengan menggunakan alat bantu pisau atau gunting panen. Cara panen yang benar dan hati-hati akan mencegah kerusakan tanaman yang dapat mengganggu produksi berikutnya.
Kriteria panen masing-masing jenis sayuran berlainan satu sama lainnya dan tergantung dari pasar. Makin besar buah belum tentu makin mahal/laku, malah termasuk kriteria buah afkir sehingga waktu panen yang tepat dan pengawasan pada proses produksi perlu diperhatikan.
Penanganan pasca panen
Pemasaran produk hasil budidaya hidroponik sangat dipengaruhi oleh perlakuan pasca panen. Standar harga penjualan produksi tergantung dari menarik atau tidaknya produk yang dihasilkan, terutama dilihat dari penampilan produk (bentuk, warna, dan ukuran). Perlakuan pasca panen sangat penting karena kualitas produk tidak semata-mata dari hasil produksi saja, melainkan sangat tegantung dan ditentukan oleh penanganan pasca panen, kemasan, sistem penyusunan, metode pengangkutam maupun selektivitas produk. Kerusakan produk dapat dikurangai dengan penanganan pasca panen yang tepat sehingga diharapkan dapat meningkatkan nilai tambah pada produk yang dijual. Dengan tercipta inovasi ini diharapkan  masyarkat luas bisa menerima dan mempraktikannya, karena budidaya hidroponik tidak membutuhkan biaya besar hanya perlu sedikit kreasi dan inovasi dalam pelaksanaannya untuk masyarakat indonesia yang sehat.

Sumber: http://ayobertani.wordpress.com
"Pemanfaatan Ubi Kayu Atasi Penyakit Akibat Karbohidrat"

3 Comment(s)

Karbohidrat atau Hidrat Arang adalah suatu zat gizi yang fungsi utamanya sebagai penghasil enersi, dimana setiap gramnya menghasilkan 4 kalori. Walaupun lemak menghasilkan enersi lebih besar, namun karbohidrat lebih banyak di konsumsi sehari-hari sebagai bahan makanan pokok, terutama pada negara sedang berkembang. Di negara sedang berkembang karbohidrat dikonsumsi sekitar 70-80% dari total kalori, bahkan pada daerah-daerah miskin bisa mencapai 90%. Sedangkan pada negara maju karbohidrat dikonsumsi hanya sekitar 40-60%. Hal ini disebabkan sumber bahan makanan yang mengandung karbohidrat lebih murah harganya dibandingkan sumber bahan makanan kaya lemak maupun protein.

Karbohidrat banyak ditemukan pada serealia (beras, gandum, jagung, kentang dan sebagainya), serta pada biji-bijian yang tersebar luas di alam.Sadar atau tidak bahwa karbohidrat memiliki dampak negatif jika dikonsumsi secara berlebihan seperti gula darah,kencing manis,obesitan dan lain-lain.Tetapi karena ingin menggunakan bahan makan yang instant sehingga membuat masyarakat Indonesia mengkonsumsi karbohidrat secara berlebihan.Sebenarnya  solusi untuk masalah ini sudah di temukan,jika masyarakat Indonesia mau merubah pola pikirnya dan peduli terhadap kesehatan mungkin dapat terpikir untuk merubah bahan dasar tepung yang tadinya karbohidrat menjadi ubi.Tepung yang berbahan dasar ubi ini di beri nama mokaf.

Mokaf adalah tepung ubi kayu yang dibuat dengan menggunakan prinsip modifikasi sel ubi kayu secara fermentasi. Pembuatan tepung sejenis telah dilakukan oleh Wahjuningsih (1990), yang membuat tepung ubi kayu dengan cara fermentasi dan disebut dengan tepung Gari. Proses pembuatan tepung mokaf hampir sama dengan pembuatan tepung ubi kayu biasa, hanya disini dilakukan proses fermentasi selama 2 – 3 hari. Proses pembuatan tepung mokaf secara enzimatis adalah sebagai berikut : ubi kayu dibuang kulitnya, dikerok lendirnya, dicuci bersih dan dipotong tipis dengan ukuran tertentu, dan difermentasikan selama 12 – 72 jam dengan penambahan enzim selulitik. Ubi kayu terfermentasi dikeringkan, kemudian digiling dan diayak dengan ukuran 80– 120 mesh.

Adapun metoda pembuatan lain yang telah dilakukan adalah dengan penambahan biakan murni bakteri asam laktat selama proses  fermentasi berlangsung.Proses pembuatan mokaf tanpa penambahan enzim atau dengan cara fermentasi alami yang dikembangkan Wahjuningsih (2009) adalah sebagai berikut: Ubi kayu dikupas, kemudian dikerok lendirnya dan selanjutnya dicuci bersih.

Setelah itu dikecilkan ukurannya sekitar ½ cmdan dilakukanfermentasi dengan cara direndam di dalam air selama tiga hari, digantiairnya setiap hari. Bak/tong fermentasi ditutup setengah rapat. Setelah tigahari fermentasi dilakukan pencucian sampai benar-benar bersih untuk menghentikan proses  fermentasi ( bisa direndam dulu dengan air garam),kemudian dilakukan pengepresan untuk menghilangkan sebagian air agar mempercepat proses pengeringan. Setelah itu dilakukan proses penjemuran/pengeringan di atas para-para selama kurang lebih 1 ½ hari sampai chip yang dihasilkan benar-benar kering (kadar air maksimal 13%,cirinya chipnya mudah dipatahkan). Pengeringan bisa dilakukan dengan alat pengering  dengan suhu 50-60 derajat Celcius selama 10 jam.

Setelah itu dilakukan penggilingan dan pengayakan pada ukuran 80 mesh (setiap inchiada 80 lubang). Perbedaan dengan tepung Gari yang dibuat oleh Wahjuningsih (1990) hanya pada proses pengecilan ukuran, dimana pada tepung gari pengecilan ukuran dilakukan dengan cara diparut. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tepung mokaf fermentasi alami yang dibuat dengan cara perendaman dalam air menghasilkan tepung mokaf denganhasil lebih baik (dengan menggunakan varietas Adira IV diperoleh hasilpenelitian kadar air 11,09%, rendemen 28, kadar abu 1,16%, derajat asam2,9, kadar karbohidrat 85,05%, kadar pati 70,07%, derajat putih 96,58% dandaya serap air 1,7 mL/g). Fermentasi alami cara basah juga dapat menurunkan kadar HCN di atas 90%.  Indonesia memiliki potensi umbi-umbian sebagai sumber karbohidrat sekaligus bahan baku tepung lokal yang tidak kalah dengan terigu, yaitu salah satunya ubi kayu( Manihot utilissima Crantz).

Pengolahan tepung-tepungan juga menjadi salah satu prioritas program kementrian pertanian dalam rangka percepatan penganekaragaman konsumsi pangan berbasis sumber daya lokal.Dalam perjalanan pelaksanaan pengembangannya ada peluang-peluang yang bisa dimanfaatkan seperti
 1).Ketersediaan bahan baku ubi kayu selalu ada di beberapa wilayah, sehingga akan menjamin kontinyuitas proses produksi
,2).Tersedia berbagai kegiatan pelatihan/sosialisasi yang terkait dengan pengembangan pangan lokal oleh dinas/instansi terkait, sehingga memacu tumbuhnya industri pengolah pangan yang baru, termasuk tepung mokaf
 3).Serta adanya keunggulan yang perlu ditonjolkan dari sisi nilai fungsional dan nilai keamanan untuk kesehatan(misalnya bebas gluten, adanya kandungan skopoletin sebagai zat antidepresi, dsb).

Sumber: http://www.academia.edu/4162297/Inovasi_teknologi_pengolahan_ubi_kayu_menjadi_tepung_mokaf_peluang_dan_tantangannya_di_jawa_tengah

Mega Trianggun Reiwuty
13158/B1
"Pertanian Organik Untuk Indonesia yang Lebih Baik"

1 Comment(s)

               
Dewasa ini, semakin banyak orang di seluruh dunia yang beralih ke gaya hidup yang semakin ramah lingkungan. Makanan dan produk organik telah mendapat populeritasnya sendiri karena bermanfaat bagi kesehatan kita dan bumi kita tercinta. Trend luar biasa ini memberikan janji yang besar untuk masa depan yang lebih cerah, karena pertanian organik tidak hanya lebih harmonis dengan lingkungan alam, tetapi dapat menjadi kunci bagi kelangsungan hidup kita yang berkelanjugan serta kesehatan planet ini karena pertanian organik dapat mengurangi pemanasan global, dan lebih!

Adanya trend yang luar biasa serta adanya syarat higienitas dan standar keamanan pangan yang ditetapkan oleh badan karantina negara tujuan ekspor menuntut pertanian indonesia untuk mampu mengimbangi sikap protektif negara maju dan trend luar biasa tersebut terhadap produk dari sektor pertanian. Apalagi dengan adanya isu mengenai penolakan ekspor  hasil pertanian indonesia ke negara lain yang disebabkan karena produk pertanian indonesia yang dinilai tidak higienis serta terdapat banyak kandungan bahan kimia seperti pestisida di dalamnya. Isu tersebut menunjukkan bahwa pertanian di Indonesia masih dinilai kurang mampu dalam memasarkan hasil pertanian ke pasar Internasional. Oleh sebab itu, maka pertnain Indonesia harus menekankan pada pertanian organik karena selain dapat meningkatkan harga jual produk pertanian juga dapat mempermudah negara dalam melakukan expor hasil produksi pertanian dengan produk pertanian organik yang higienis.

Pertanian organik adalah cara menanam tanaman secara alami dengan penekanan terhadap perlindungan lingkungan dan pelestarian tanah serta sumber air kita yang berkelanjutan. Pertanian organik tidak menggunakan pupuk buatan yang berasal dari bahan bakar minyak, pestisida, atau makanan dari hasil modifikasi genetika. Pertanian organik sebaliknya menggunakan pestisida biologi tanpa kimia yang diatur secara ketat sehingga melindungi tanah, udara, makanan, dan hewan liar dari bahaya kimia yang biasa digunakan dalam pertanian konvensional. Melalui teknik bervariasi seperti rotasi penanaman, pupuk hijau, dan kontrol pestisida biologi petani organik dapat membuat tanah yang lebih baik dan memproduksi tanaman yang lebih sehat. Pertanian organik juga menawarkan berbagai manfaat seperti melindungi jutaan petani dan pekerja pertanian di seluruh dunia dari racun pestisida serta bahaya lain yang berhubungan, mengurangi risiko pribadi dari kanker karena pestisida, melindungi keanekaragaman hayati, menghemat energi, menjaga kualitas air dan udara, mengurangi jumlah limbah, dan masih banyak lagi.

Adapun kaidah-kaidah utama terhadap praktek-praktek pertanian orgaik yang harus dipatuhi yaitu penyiapan lahan, kondisi pengairan, penyiapan benih tanaman, pupuk dan penyubur tanah, pengendali hama dan penyakit, penanganan pasca panen, serta sertifikasi pertanian organik. Lahan untuk pertanian organik harus terbebas dari residu pupuk dan obat-obatan kimia sintetis. Proses konversi lahan dari pertanian konvensional ke pertanian organik membutuhkan waktu setidaknya 1-3 tahun. Selama masa transisi, produk pertanian yang dihasilkan belum bisa dikatakan organik karena biasanya masih mengandung residu-residu kimia. Kondisi pengairan atau irigasi menjadi penentu juga dalam pertanian opabila air yang mengaliri lahan banyak mengandung residu kimia maka lahan tersebut akan beresiko tercemar zat-zat tersebut dan membuat produk pertanian tidak steril. Adapun benih yang digunakan dalam pertanian organik yaitu haruslah berasal dari benih organik. Pupuk yang digunakan dalam proses pemupukan haruslah berupa pupuk organik seperti pupuk hijau, pupuk kandang, pupuk kompos dan variannya, serta pupuk organik. Dalam pengendalian hama dalam pertanian organik sebaiknya menerapkan konsep pengendalian hama terpadu yaitu dengan tidak menggunakan obat-obatan seperti pestisida, fungisida, herbisida, dan sejenisnya. Penanganan pasca panen dilakukan dengan proses pencucian atau pembersihan produk hendaknya menggunakan air yang memenuhi standar baku mutu organik. Dalam penyimpanan dan pengangkutan produk organik sebaiknya tidak dicampur dengan produk non organik. Untuk kepentingan pemasaran dan meningkatkan kepercayaan konsumen, ada baiknya produk organik disertifikasi. 

Dengan terlaksananya sistem pertanian organik, berarti masa depan pertanian Indonesia akan semakin baik, lepasnya ketergantungan petani dari pupuk dan obat-obatan kimia, para petani mampu mandiri, serta prodduk pertanian Indonesia semakin berkualitas. Semoga!


Sumber: 
http://alamtani.com/pertanian-organik.html
http://www.smallcrab.com/forex/638-manfaat-pertanian-organik-

Dian Ayu Purnamasari
13130 / B1

"Vertical Garden"

2 Comment(s)

Meningkatnya efek dari pemanasan global yang mengakibatkan bumi semakin panas dan buruk bagi kehidupan mahluk hidup di planet ini dimana adanya perubahan iklim tropis yang semakin tidak menentu sehingga menimbulkan beberapa bencana alam di muka bumi ini. Manusia dapat menimalisir efek dari pemanasan global tersebut secara global maupun secara bersama sama dengan pola hidup yang perlu dilakukan oleh manusia. Untuk mengurangi efek pemansan global dapat dilakukan beberapa cara yaitu, pengurangan pemakaian material yang dapat menyebabkan adanya pemanasan global, penanaman hutan kembali, daur ulang sampah untuk mengahsilkan bahan bakar pengganti dengan pemakaian bahan bakar alternative, yang ramah lingkungan

Didalam kondisi seperti ini seluruh lapisan masyarkat bertanggung jawab untuk menyelamatkannya dimana bisa dalam skala yang cukup besar seperti peremajaan hutan atau dalam secara kecil dapat dilakukan oleh masyarakat khususnya di lingkungannya masing masing. Dirumah misalnya walaupun lahan terbatas tetapi dapat dimanfaatkan untuk menanam tumbuhan hijau yang mengurangi efek pemanasan global dengan menggunakan konsep rumah hijau atau dapat disebut dengan green house. Konsep dari rumah hijau dapat diaplikasikan dengan mendesain rumah dengan sebuah konsep dinding hijau yang dinamakan Vertical Garden, atau dapat juga dilakukan menggunakan tanaman untuk menutupi dinding bangunan baik dinding vertical maupun lantai horizontal.

Vertical garden berhubungan dengan tanaman hidroponik yang ditemukan Stanley White Hard dari universitas Illinois Urbana. Stanley memegang hak paten untuk pembuatan dinding hijau atau cara penanaman pohon secara vertikal. Teknik Stanley bisa digunakan untuk pembuatan dinding hijau, dan tumbuhan yang menjalar di rumah, gedung atau ditanam di atas balkon. Teknik ini dapat memanfaatkan dinding kosong yang ada tanpa memerlukan lahan untuk tumbuhan. Dan ada teknik baru yang mengunakan box untuk ditempelkan ke dinding kosong tersebut. Pot  tersebut dapat diganti pasang dan di pindah-pindah sesuka hati.

Menurut arsitek Juli Capella, membuat dinding tanaman setinggi 20 meter dapat memberikan perlindungan bagi burung, udara segar, penyerapan polusi udara, dan mengurangi efek pemanasan global yang ada. Teknik ini tidak membutuhkan lahan yang luas, murah, dan ramah terhadap lingkungan.


Sumber:
http://obengplus.com/articles/1311/1/Tanaman-di-dinding-rumah-dengan-menaman-secara-vertikal.html#.VFh_kXKSySo

Renny Rosa Indriyanti
13167 / B1

Recent Posts?
Layout by Renny Rosa Indriyanti. Image from weheartit.